Minggu, 28 Desember 2014

Sisi Lain dari Dahsyatnya Bencana Longsor Banjarnegara


Banjarnegara - Relindo | Pada masa tanggap bencana tahap dua (22 Des. 2014 - 4 Jan. 2015), tepatnya Ahad jam 09.30 WIB (27/12/2014) Tim Relindo Bojonegoro tiba di lokasi longsor Desa Jemblung, Kec. Karangkobar, Banjarnegara, Jateng. Sejenak tim melihat medan bencana di titik utama lokasi longsor, sambil berkoordinasi dengan Posko Relindo untuk menentukan tempat penyaluran bantuan dari masyarakat Bojonegoro.

Sepanjang perjalanan memasuki wilayah Kec. Karangkobar hingga lokasi bencana terlihat kondisinya sesuai dengan peta geologi, daerah itu merupakan daerah yang terdapat banyak tebing yang sangat curam. Struktur lapisan tanahnya pun tebal yang dipengaruhi proses alterasi, yaitu pelapukan yang berasal dari dalam bumi. Bahkan menurut sumber pakar geologi, struktur geologi kompleks ditemukan di banyak jalur patahan.
Pada kesempatan itu, tim Relindo Bojonegoro juga sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan Trimoningsih (28), wanita berputra satu yang rumah dan bengkel usaha suaminya persis berhadapan dengan titik utama lokasi longsor yang hanya terpisah oleh jalan raya. Kebetulan pagi itu ia sekeluarga sedang nyambangi rumah tinggal mereka. Hampir semua pengungsi jika siang menyambangi rumah dan kembali lagi ke tempat pengungsian sore harinya, diantaranya karena mereka punya piaraan kambing/sapi yang ditinggal di rumah.

"Saya sore menjelang maghrib itu pas berdiri di depan pintu rumah ini, mas, jadi saat peristiwa longsor itu mata telanjang saya benar-benar melihat dengan gamblang", tuturnya dengan pandangan menerawang ke arah lokasi longsor, sambil membayangkan dahsyatnya peristiwa saat itu.
"Bahkan Bawon, wanita hamil 8 bulan, yang selamat dari bencana ini dan beritanya sangat heboh itu, muncul pertama kalinya dalam kondisi belepotan lumpur tanah juga dari jalan setapak di depan itu ", lanjutnya sambil menunjukkan jalan setapak yang berada di seberang jalan depan rumahnya.
Ia juga sempat mengorek cerita dari tetangganya yg hamil tersebut tentang proses perjuangannya hingga selamat. Menurut wanita hamil yg suami dan anak pertamanya turut menjadi korban itu, posisinya saat itu sedang di luar rumah, sehingga pada saat longsor ia berusaha lari menyelamatkan diri dan merasakan menapaki jalan sambil dibantu seorang kakek. Wallahu a'lam bish showab, karena justru yang disaksikan warga sekitar, wanita hamil itu berjuang berenang di tengah pusaran tanah berlumpur hingga akhirnya ia berhasil sampai di tanah datar tepi jalan raya.

Masih banyak kisah-kisah lain yang menyertai peristiwa dahsyat itu. Diantaranya, seperti keberadaan sebuah rumah yang masih utuh dan kokoh berdiri tegak dengan sepetak kebun, sedangkan posisi rumah tersebut berada di tengah-tengah area longsor yang menurut perhitungan banyak orang, mustahil bisa tetap utuh. Meskipun begitu, pemilik rumah beserta keluarganya ikut terkubur dalam tanah longsoran karena saat itu keluar rumah berusaha menyelamatkan diri.
Jikalaulah sebagian orang berpikiran bahwa bencana itu sebagai bentuk adzab bagi warga setempat yang dianggap banyak menyimpang dari aturanNya, nyatanya ada seorang laki-laki warga Jemblung yang dikenal sebagai bandar judi justru selamat. Padahal semula ia sempat terkubur dalam posisi kepala di bawah tertancap dlm timbunan tanah dengan hanya menyisakan kaki yang nampak. Namun bersama terjangan longsoran berikutnya, posisinya kembali terangkat dan bisa selamat.
Ada juga salah satu warga Jemblung yang petang itu sedang mengadakan tasyakuran karena bisa membeli mobil Avanza baru dari dealer mobil. Sebagian undangan pun sudah mulai berdatangan, bahkan termasuk tiga orang petugas dealer yang bertujuan mengambil uang pembayaran mobil tersebut. Semua yang ada akhirnya tak ada yang luput dari terjangan dan terkubur tanah longsor. Bahkan cerita nasib mobilnya pun hingga kini masih menjadi buah bibir masyarakat, ketika semua kendaraan yang bisa diangkat dikumpulkan di halaman Polsek setempat, giliran mobil baru tersebut ternyata semua usaha tak bisa menurunkannya dari kendaraan berat yang mengangkutnya. Akhirnya mobil pun dikembalikan ke lokasi semula tempat ditemukan.
Yang pasti, peristiwa ini menyisakan hikmah atau pelajaran yang sangat besar bagi yang masih selamat dan semua orang, bahwa ketika Allah sudah berkehendak, tak ada yang tak mungkin terjadi. Dia bisa mencelakakan, membinasakan, atau menyelamatkan kepada siapapun hambaNya yang Dia kehendaki. Sudah sepatutnya jika manusia tak lagi berlaku sombong.
Namun, bak pasangan siang dan malam, selalu saja bukan hanya munculnya kesadaran untuk semakin tunduk pada aturanNya, di sebagian masyarakat justru bersliweran rumor berbau mistik seputar kejadian sebelum dan saat longsor terjadi, serta pasca longsor, seperti tempat-tempat tertentu di lokasi yang kini dianggap angker. Atau rumah yang masih utuh di tengah lokasi longsor dianggap tempat istimewa yang bisa membawa berkah. Na'udzubillah. Menyeruaknya hal-hal yang merusak keyakinan/akidah ini amat disayangkan.
(4h4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar