Minggu, 22 Februari 2015

Konvoi Ambulance Jenazah Korban Bus Maut Disambut Tangis Histeris



Bojonegoro - relindobojonegoro.com | Bus Sang Engon bernopol B 7222 KGA itu mengalami kecelakaan pukul 13.00 WIB setelah menghadiri pengajian Habib Lutfi di Pekalongan dan bermaksud kembali ke Bojonegoro siang tadi. Seperti lazimnya sebuah perjalanan, penumpang sebagian tidur, sebagian ada yang bergurau, dan ada juga yang sedang makan. direncanakan sebelum pulang ke Bojonegoro, rombongan akan mampir berziarah di sebuah makam ulama. 

Bus dari Pekalongan melaju dengan kecepatan tinggi menuju Bojonegoro hingga saat berada di tikungan tajam mengalami oleng, meski diduga pengemudi sempat mengerem namun karena gaya sentrifugal membuat laju bus tak terkendali, terguling dan melompati beton pembatas jalan hingga menghantam dinding tebing. 

Rombongan pengajian ini berangkat dari Desa Dander, Kec. Dander, Bojonegoro sejak hari Kamis (19/2/2015) pukul 16.00 WIB sore kemarin. Rombongan terdiri dari Kecamatan Dander, Padangan, Gayam, Ngasem, Tambakrejo dan kecamatan lainnya. Lokasi tempat terjadinya kecelakaan, kondisi jalannya terdapat tikungan tajam, kalau dari barat 200 meter setelah jembatan tol jangli yang tingginya jembatan -/+ 100 m dari dasar jurang. 



Santunan untuk Korban

Kepala Cabang Jasa Raharja Jawa Tengah, Udjiono berjanji akan memberikan santunan kepada korban kecelakaan bus Jatingaleh, Jumat (20/2).
Dia mengatakan akan memberikan santunan berupa uang tunai. Untuk korban yang mengalami luka diberikan santunan sebanyak Rp 10 juta.

Sedangkan korban meninggal dunia akan diberikan santunan Rp 15 juta per orang. Santunan tersebut rencananya akan diberikan pada hari Senin (23/2).

"Akan kami berikan secepatnya. Karena Sabtu dan Minggu libur kemungkinan Senin," kata Udjiono saat menengok korban di RS Bhayangkara Semarang. Untuk korban luka bisa langsung diberikan. Untuk korban meninggal diberikan kepada ahli waris.


Rombongan Korban Laka Tiba di Bojonegoro

Tepat pukul 11.30 WIB meski cuaca di kawasan Dander cukup cerah, namun langit Dander terasa mendung kelabu saat konvoi 9 ambulance yang mengangkut jenazah dari Semarang sirinenya mengaung-ngaung tiba di kantor Kecamatan Dander, disertai pula 25 mobil keluarga korban. Tak pelak, isak tangis histeris dari keluarga korban pecah seketika, sebagian diantaranya pingsan karena tak kuasa dirundung duka. Kedatangan rombongan jenazah korban kecelakaan di Semarang disambut oleh anggota keluarga diwarnai isak tangis histeris. Disela-sela tangisan, terdengar teriakan takbir dari anggota keluarga korban. Suasana duka begitu menyeruak, karen korban terbanyak berasal dari Dander, yakni sebanyak 10 orang. Korban meninggal lainnya berasal dari Balen, Padangan, Nganjuk, Ngasem dan Tambakrejo.

Sepuluh jenasah warga Dander ini dimakamkan di empat lokasi pemakaman, yaitu Pemakaman Redoyo, Desa Dander, Pemakaman Janus, Desa Dander, Pemakaman Jepar, Dukuh Jepara, Desa Dander dan Pemakaman Nolojoyo, Desa Dander. Lima jasad di Makam Redoyo, satu di Makam Janus, dua di Makam Jepar, dan sisanya di Makam Nolojoyo, Sabtu(21/2/2015).

Suasana penuh duka yang hampir sama juga mengiringi kedatangan dua jenazah warga Desa Sekaran, Kec. Balen Bojonegoro. Meski hanya dua jenazah, tetapi mereka adalah tokoh masyarakat dan tokoh agama yang dihormati di desa tersebut. Almarhum Abdul Ghofur merupakan kepala madrasah dan tokoh agama di Desa Sekaran, yakni Pengurus GP Ansor NU. Sementara Kiai Ibrahim merupakan Ketua BPD Sekaran dan juga Pengurus NU.




Pardan, asal Desa Kacangan, Tambakrejo dirawat di ruang ICU RS Sultan Agung Semarang

Korban Luka Berat

Sebanyak 46 korban mengalami luka berat, salah satu diantaranya Pardan, asal Desa Kacangan, Tambakrejo yang mengalami patah tulang tangan dan rusuk dan masih dirawat di ruang ICU RS Sultan Agung, Sabtu (21/2/2015) jam 18.00 WIB dijadwalkan menjalani tindakan operasi penyambungan tulang.


Sedangkan menyangkut santunan untuk korban, Kepala Bagian Asuransi Jasa Raharja Jawa Timur, Amiruddin Zein mengatakan, pada Senin (23/2/2015) besok pihaknya akan menyampaikan santunan untuk korban meninggal. Santunan akan diserahkan langsung oleh Direktur Jasa Raharja kepada ahli waris yang disaksikan Bupati Bojonegoro, Suyoto.  Dana klaim sebesar Rp450.000.000. telah disiapkan untuk 18 korban.

"Data yang sudah masuk 18 orang meninggal dunia, semoga tidak bertambah," ungkap Amiruddin.

Sedangkan untuk korban luka-luka akan mendapat santunan masing-masing Rp10 juta. Tapi melihat kondisi korban, santunan tersebut belum dipastikan sebab ada yang mengalami luka ringan dan luka berat. Santunan ini merupakan limpahan dari Semarang, tempat terjadinya kecelakaan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar